Rabu, 07 November 2007

Asean Primary School Sport Olimpiad (APSOO)

Indonesia Jamin Aman Tim Malaysia

Jakarta, Pelita
Tuan rumah Indonesia, dalam hal ini Diknas dan pihak Panpel, menjamin aman kontingen Malaysia untuk datang ke Jakarta dalam rangka penyelenggaraan Asean Primary School Sport Olympiad (APSSO) pada tanggal 6 sampai 10 November mendatang.

Kami menjamin aman bagi tim Malaysia untuk datang ke Jakarta. Mereka tak perlu ragu, kata Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Departemen Pendidikan Nasional, Prof Suyanto PhD di Jakarta, Selasa (11/9).

Hal itu dikatakan Suyanto ketika ditanya tentang keraguan kontingen Malaysia untuk ambil bagian pada APSSO I yang mempertandingkan empat cabang olahraga bagi anak sekolah seusia SD, dimana hingga kini mereka belum menyampaikan konfirmasi keikut-sertaannya, padahal Malaysia adalah negara yang pertama menyatakan partisipasinya, juga berminat menjadi tuan rumah penyelenggaraan kedua nanti.

Mereka memang belum menyampaikan konfirmasinya tentang cabang olahraga yang diikuti. Ini berkaitan dengan kasus pemukulan wasit nasional kita disana yang berbuntut menjadi isu politik, ujar Suyanto ketika menerima panitia penyelenggara APSSO yang diketuai Drs. Yusuf Rizal.

Dari delapan negara anggota ASEAN yang menyatakan ambil bagian, terekapitulasi 226 jumlah atlet peserta ke pihak Panpel, kecuali dari Malaysia. Tiga negara yang tak bisa ikut adalah Laos, Kamboja dan Timor Leste. Sedang negara yang telah memastikan atletnya adalah Indonesia, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Thailand, Myanmar dan Vietnam.

Indonesia akan menurunkan jumlah kontingen terbesar, 94 atlet. Sementara Singapura, Filipina, Vietnam dan Brunei masing-masing 24 atlet, sedangkan Thailand dan Myanmar masing-masing 18 atlet. Beberapa negara belum menyertakan atletnya di cabang bridge karena olahraga itu belum dikembangkan di sekolah-sekolah dasar mereka. Selain bridge, tiga cabang yang dipertandingkan adalah sepakbola, catur dan atletik.

Indonesia sendiri akan mengikutkan tiga tim di setiap cabang olahraga, termasuk cabang bridge yang dalam event pertama ini baru dieksibisikan. Untuk sementara total peserta yang sudah tercatat 226 orang, ujar Yusuf Rizal dari Yayasan Porgaki.

Indonesia akan menurunkan komposisi tiga tim di tiap cabang, terdiri dari Tim Resmi, Tim Mandiri dan Tim Tuan Rumah. Tim resmi terdiri dari para atlet juara pertama lomba/pertandingan olahraga siswa SD tingkat nasional tahun 2007, sedangkan Tim Mandiri dan Tim Tuan Rumah dibentuk dari hasil seleksi juara 2, 3 dan harapan pada lomba tingkat nasional 2007, disamping hasil seleksi Kejurnas yang diselenggarakan oleh masing-masing cabang.

Ada kejuaraan-kejuaraan yang digelar oleh Diknas setiap tahunnya yang menjadi ajang pembinaan dan seleksi atlet untuk tim kita. Sedangkan pelatihnya ditunjuk oleh masing-masing PB. Mereka (atlet) yang terpilih adalah yang terbaik pada kejuaraan yang digelar oleh Diknas pada bulan Agustus lalu, ujar IGK Manila, salah seorang anggota tim pemandu bakat tim Indonesia.

Sebagai tolok ukur keberhasilan pembinaan dan pengembangan olahraga di SD dengan eksistensi penyelenggaraan lomba/pertandingan yang digelar Diknas, pada tahun 2007 terdapat 1.386 atlet berasal dari 33 propinsi mengikuti 12 cabang olahraga. Bahkan sebelumnya pada tahun 2006 dan 2005, tercatat 1.560 atlet dari 30 propinsi. Jumlah ini meningkat drastis dan sangat signifikan dari tahun ke tahun sejak 1999/2000.

Sampai tahun 2007 ini telah dibentuk 1.998 klub olahraga SD di seluruh Indonesia oleh pusat dan Daerah. (vic)

Komitmen Memberdayakan Generasi Muda

KITA PERLU MENTERI OLAHRAGA !

Oleh M. Jusuf Rizal

MEMBERDAYAKAN Generasi Muda tidaklah mudah. Sebab tantangan pemberdayaan generasi muda sangat banyak dan kompleks. Lebih-lebih ditengah arus globalisasi yang membuat gaya hidup generasi muda ikut hanyut menjadi kaum hedonis (penghamba kesenangan). Tidak heran begitu mudah Narkoba menjangkiti generasi muda. Saat ini sedikitnya 2 juta generasi muda bangsa Indonesia terkena Narkoba yang diperkirakan akan terus bertambah setiap tahun, jika tidak segera diantisipasi.

Keprihatinan akan masa depan generasi muda itu pula yang membuat saya mengambil serangkaian aktifitas yang bertujuan memberdayakan generasi muda, mulai dari aktifitas sosial hingga olahraga.

Menurut saya, generasi muda merupakan tulang punggung dan penerus republik ini. Kita perlu menjaga dan mengarahkan mereka sehingga pada waktunya mereka bisa menjadi generasi yang cerdas, tangkas, gigih, sehat serta berahlak mulia, guna membawa bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan maju serta mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lainnya.

Dari sekitar 210 juta penduduk Indonesia, 110 juta jiwa adalah Generasi Muda. Itulah pentingnya kesamaan visi dari seluruh komponen bangsa, betapa strategisnya pembinaan generasi muda saat ini.

Melalui Yayasan Nur Farida dimana di Yayasan tersebut saya duduk sebagai Sekjen dan Ibu Nunun D. Daradjatun sebagai Ketua Umum, kami aktif melakukan aktifitas sosial kepada anak-anak yang kurang mampu, baik berupa beasiswa, bantuan buku pelajaran, hingga pemberian sembako serta pengobatan gratis ke kantorng-kantong rakyat miskin, seperti di Sampang, Madura, Kali Adem, Marunda, Rawa Buaya, Cipinang, Krawang, Plabuhan Ratu, dll.

Bersama Ibu Nunun, di Yayasan Nurt Farida saya juga mengajak serta sejumlah selebritis seperti Reny Jayusman, Yenny Farida, Dede Yusuf, Endang S. Taurina, Dorce Gamalama, dll. Kami minta dukungan mereka dan kehadiran mereka di rakyat kecil sangat memperoleh antusias.

Sebelumnya, saat aktif di Yayasan Bung Karno (YBK) bersama Mas Guruh Sukarnoputra saya melibatkan organisasi Indonesia Junior Chamber (IJC), dimana di sana saya juga duduk sebagai Executive Vice Presiden NOM tahun 2004. Dengan organisasi yang memiliki jaringan di 45 negara ini, sejumlah aktivitas pemberdayaan generasi muda kami buat, seperti program Peduli Anak Indonesia (Indonesian Kids Care) serta membuat sekolah anak bangsa secara gratis kepada anak-anak yang tidak mampu, serta pemberian beasiswa.

Sebagai Ketua Umum Generasi Kesatuan Penerus Perjuangan Republik Indonesia (Garuda KPP RI) dan anggota Tim Pokja Anti Narkoba di Diknas, kami berpengalaman melakukan Safari Anti Narkoba ke kantong-kantong yang rawan penyalahgunaan Narkoba oleh anak muda, seperti di Cempaka Putih bekerjasama dengan Geram maupun ke daerah lain. Dan pada waktu bulan ramadah kita buat Safari Ramadhan Anti Narkoba, di mesjid-mesjid .

Kini, saya melihat, olahraga merupakan media efektif dalam memberdayakan generasi muda serta mencegah penyalahgunaan Narkoba di kalangan generasi muda. Narkoba adalah musuh yang harus dibrangus. Sebab akibat Narkoba mampu merusak sendi-sendi negara dengan meracuni generasi muda yang akhirnya bisa menghancurkan masa depan bangsa ini. Bayangkan saja kalau generasi muda kita loyo, tidak bisa berpikir kritis, mau jadi apa bangsa kita nanti?

Olahraga adalah salahsatu sarana untuk membangun nation character building dan mampu menjadi mediator dalam rangka memberdayakan generasi muda. Sebab output olahraga tidak hanya prestasi di olahraga sendiri, tapi dengan masyarakat berolahraga, maka akan diperoleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat, dimana di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula. Karena itulah, meski pembinaan olahraga anak-anak tidak begitu populer sejak tahun 1992, saya konsisten dengan pilihan itu.

Melalui bendera Yayasan Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Anak Indonesia (Yayasan Porgaki), saya aktif berkiprah di dunia olahraga. Tahun 1992 saya membuat Festival Olahraga dan Permainan Anak (FOA) bekerjasama dengan Kantor Menpora, serta menggelar berbagai aktivitas anak-anak lain sepeda, catur, voli, basket, tennis meja, hingga menggelar Turnamen Sepakbola anak-anak usia dini mulai usia 11 tahun hingga 17 tahun. Dari sana hadirlah Ligana Radar Tangerang, Ligana Milo, Liga Campina, Piala Extra Joss serta Liga Shampo Lifebuoy yang menjadi ajang pemantauan prestasi anak-anak.

Yayasan Porgaki bekerjasama dengan Diknas, juga tahun 2004 akan menggelar Turnamen Sepakbola antar SD di 30 propinsi serta Gala Siswa untuk SLTA. Kami juga akan mengirimkan Tim Indonesia U-11 ke Kanga Cup di Australia yang akan digelar 24 Juli 2004

Dengan pengalaman menjabat Direktur Promosi PSSI periode 2003-2007 bersama Mensos RI, H. Bachtiar Chamsyah, SE menggagas Program Sejuta Bola – pembagian bola ke kantong-kantorng generasi muda, baik di Sekolah, Klub maupun Karang Taruna, dll.

Dengan perjalanan panjang saya di bidang organisasi, kini saya memilih masuk Partai Politik yaitu Partai Amanat Nasional (PAN). Sekarang saya menjadi calon legislatif melalui Malang (Jawa Timur V). Pilihan itu jatuh ke PAN setelah ia mempelajari bahwa bangsa ini memang membutuhkan pemimpin yang bersih dan jujur. Seorang pemimpin yang kuat akan hantaman ombak dan godaan serta memiliki visi yang jelas serta diterima rakyat. Menurut saya, PAN salah satu partai yang refresentatif.

Saya berharap melalui eksistensi PAN, mimpi saya memasyarakatkan olahraga bisa menjadi benteng dalam membentuk Nation Character Building dapat tercapai. Saya masih melihat bahwa kita masih membutuhkan institusi resmi dalam mendorong minat masyarakat berolahraga yang sifatnya massal. Karena tanpa ada political will pemerintah dalam memasyarakatkan olahraga saya yakin generasi muda kita akan lebih banyak lagi yang akan terpuruk akan godaan Narkoba. Justru dengan kita mengajak masyarakat berolahraga, maka energi positif dapat disalurkana secara positif.

Karena itu, melalui PAN saya akan mengusulkan agar dibentuk Menteri Olahraga yang khusus menangani pemberdayaan olahraga massal. Pentingnya Menteri Olahraga karena belajar dari negara lain, dunia olahraga dapat menjadi alat promosi (Public Relations) yang efektif.

Saya melihat dengan adanya Menteri Olahraga keterpurukan prestasi, terjadinya stagnasi dalam pembinaan dan pemasalan, maupun menipisnya sarana olahraga di berbagai daerah bisa dicari solusinya.

Selasa, 06 November 2007

Redaksi utama Harian Global Medan

LIRA akan Adukan PLN ke KPK

Lumbung Informasi Rakyat (LIRa) menduga PLN sarat KKN. Dugaan itu diperkuat dengan temuan LIRa secara nasional. Temuan ini akan dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Kita sudah membahas temuan LIRa secara nasional, tentang dugaan korupsi yang dilakukan PT PLN hingga mencapai triliunan rupiah, dalam acara bedah korupsi proyek PLN di Graha LIRa Gedung Gajah Jakarta kemarin.

Presiden LIRA Jusuf Rizal sudah berjanji akan melaporkan temuan itu kepada KPK, Presiden SBY dan Wapres Jusuf Kalla. Jadi, kita tidak main-main," kata Gubernur LIRa Sumut Drs H Halomoan Sitompul MM kepada wartawan di Medan, Senin (5/11).Presiden LIRA Jusuf Rizal, kata Sitompul, juga menjelaskan temuan dugaan korupsi di PT PLN dalam proyek 10.000 MW. Di mana sebelumnya dinyatakan ada lima perusahaan yang menang untuk proyek PLTU Banten I, PLTU Banten II, PLTU Jabar I PLTU Jatim II dan PLTU Rembang Jateng.

Namun seiring waktu, kata Sitompul, setelah tender dimenangkan proyek pembangunan listrik tersebut mengalami masalah. Sebab, katanya, meskipun Pemerintah Indonesia telah memberi jaminan penuh melalui Peraturan Presiden No 91 Tahun 2007 tentang jaminan penuh proyek pembangunan listrik 10.000 MW dengan bahan bakar batu bara.

Namun katanya, perbankan RRC enggan untuk membiayai proyek PLN tersebut. "Jadi, enggannya lembaga pembiayaan dari RRC ikut dalam proyek PLN 10.000 MW diduga tidak adanya transparansi atau terjadi mark-up pembiayaan antara US$ 100-200 juta atau setara Rp 2 triliun dalam setiap proyek," tegas Sitompul menirukan ucapan Presiden LIRa Jusuf Rizal.

Sinyalemen itu, katanya, diperkuat dengan adanya surat edaran Kadin RRC No 09 yang isinya menolak pembiayaan pembangunan PLTU 10.000 MW di Indonesia karena diduga terjadi kecurangan. "Tapi permasalahan yang sama juga kita temui di Asahan I, sebelumnya dibiayai RRC dan akhirnya kontraktornya kabur. Namun, dalam kesempatan itu LIRA telah mengusulkan agar dilakukan audit investigasi terhadap kelayakan harga proyek tersebut, selanjutnya untuk transparansi perlu dibentuk tim independen," tambahnya.

Menurut Sitompul, pertemuan di Jakarta juga membahas secara keseluruhan temuan dan hasil investigasi DPW LIRA-Sumut atas dugaan korupsi dari sejumlah proyek PT PLN yang ada di Sumut, antara lain proyek PLTA di Lau Renun Dairi, di Belawan, Pekanbaru dan lainnya. "Kita tidak mau Sumut masih terus mengalami krisis listrik yang berkepanjangan. Apalagi PLN sebelumnya telah memberi kabar bahwa pada awal November 2007 ini akan ada lagi pemadaman bergilir di sejumlah daerah di Sumut. Ini tentu kita sayangkan," tukas Sitompul.

Fadli Yasir >> Global Medan

Oleh Redaksi Utama - Tuesday 06 November 2007 - 11:48:33

Senin, 05 November 2007

LIRA upayakan kadernya ikut dalam pilkada

Terbukanya peluang untuk ikut bertarung dalam pemilihan kepala daerah melalui jalur independent, ternyata juga akan diamnfaatkan Lumbung Informasi Rakyat atau LIRA untuk mengupayakan agar kader maupun simpatisan LIRA bisa ikut dalam pelaksanaan Pilkada.

Menurut Presiden LIRA Yusuf rizal, peluang yang cukup baik ini akan mereka manfaatkan dengan mengikutkan kader maupun simapatisan dalam pertarungan pemilihan kepala daerah. Dan untuk memuluskan langkah ini menurut Yusuf Rizal, LIRA sudah memulainya sejak 3 tahun lalu dengan membentuk LIRA hingga RT, sehingga diharapkan bisa menjadi alat untuk mencari suara di tingkat bawah.

Presiden LIRA Yusuf Rizal sesuai mengikuti kegiatan Jalan Santai LIRA Minggu pagi juga mengatakan kesempatan calon independent untuk ikut bertarung dalam pemilihan kepala daerah maupun presiden akan semakin menyehatkan dunia perpolitikan Indonesia. Saat ini pemerintah masih terus menyusun peraturan yang mengatur tentang keikutsertaan calon independent dalam pemilihan kepala daerah.

Diharapkan peraturan tersebut akan sudah selesai akhir tahun ini, sehingga Pilkada tahun 2008 mendatang, calon independent sudah bisa ikut serta.