MEMBERDAYAKAN Generasi Muda tidaklah mudah. Sebab tantangan pemberdayaan generasi muda sangat banyak dan kompleks. Lebih-lebih ditengah arus globalisasi yang membuat gaya hidup generasi muda ikut hanyut menjadi kaum hedonis (penghamba kesenangan). Tidak heran begitu mudah Narkoba menjangkiti generasi muda. Saat ini sedikitnya 2 juta generasi muda bangsa Indonesia terkena Narkoba yang diperkirakan akan terus bertambah setiap tahun, jika tidak segera diantisipasi.
Menurut saya, generasi muda merupakan tulang punggung dan penerus republik ini. Kita perlu menjaga dan mengarahkan mereka sehingga pada waktunya mereka bisa menjadi generasi yang cerdas, tangkas, gigih, sehat serta berahlak mulia, guna membawa bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan maju serta mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lainnya.
Dari sekitar 210 juta penduduk Indonesia, 110 juta jiwa adalah Generasi Muda. Itulah pentingnya kesamaan visi dari seluruh komponen bangsa, betapa strategisnya pembinaan generasi muda saat ini.
Bersama Ibu Nunun, di Yayasan Nurt Farida saya juga mengajak serta sejumlah selebritis seperti Reny Jayusman, Yenny Farida, Dede Yusuf, Endang S. Taurina, Dorce Gamalama, dll. Kami minta dukungan mereka dan kehadiran mereka di rakyat kecil sangat memperoleh antusias.
Sebelumnya, saat aktif di Yayasan Bung Karno (YBK) bersama Mas Guruh Sukarnoputra saya melibatkan organisasi Indonesia Junior Chamber (IJC), dimana di sana saya juga duduk sebagai Executive Vice Presiden NOM tahun 2004. Dengan organisasi yang memiliki jaringan di 45 negara ini, sejumlah aktivitas pemberdayaan generasi muda kami buat, seperti program Peduli Anak Indonesia (Indonesian Kids Care) serta membuat sekolah anak bangsa secara gratis kepada anak-anak yang tidak mampu, serta pemberian beasiswa.
Kini, saya melihat, olahraga merupakan media efektif dalam memberdayakan generasi muda serta mencegah penyalahgunaan Narkoba di kalangan generasi muda. Narkoba adalah musuh yang harus dibrangus. Sebab akibat Narkoba mampu merusak sendi-sendi negara dengan meracuni generasi muda yang akhirnya bisa menghancurkan masa depan bangsa ini. Bayangkan saja kalau generasi muda kita loyo, tidak bisa berpikir kritis, mau jadi apa bangsa kita nanti?
Olahraga adalah salahsatu sarana untuk membangun nation character building dan mampu menjadi mediator dalam rangka memberdayakan generasi muda. Sebab output olahraga tidak hanya prestasi di olahraga sendiri, tapi dengan masyarakat berolahraga, maka akan diperoleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat, dimana di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula. Karena itulah, meski pembinaan olahraga anak-anak tidak begitu populer sejak tahun 1992, saya konsisten dengan pilihan itu.
Melalui bendera Yayasan Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Anak Indonesia (Yayasan Porgaki), saya aktif berkiprah di dunia olahraga. Tahun 1992 saya membuat Festival Olahraga dan Permainan Anak (FOA) bekerjasama dengan Kantor Menpora, serta menggelar berbagai aktivitas anak-anak lain sepeda, catur, voli, basket, tennis meja, hingga menggelar Turnamen Sepakbola anak-anak usia dini mulai usia 11 tahun hingga 17 tahun. Dari sana hadirlah Ligana Radar Tangerang, Ligana Milo, Liga Campina, Piala Extra Joss serta Liga Shampo Lifebuoy yang menjadi ajang pemantauan prestasi anak-anak.
Dengan pengalaman menjabat Direktur Promosi PSSI periode 2003-2007 bersama Mensos RI, H. Bachtiar Chamsyah, SE menggagas Program Sejuta Bola – pembagian bola ke kantong-kantorng generasi muda, baik di Sekolah, Klub maupun Karang Taruna, dll.
Saya berharap melalui eksistensi PAN, mimpi saya memasyarakatkan olahraga bisa menjadi benteng dalam membentuk Nation Character Building dapat tercapai. Saya masih melihat bahwa kita masih membutuhkan institusi resmi dalam mendorong minat masyarakat berolahraga yang sifatnya massal. Karena tanpa ada political will pemerintah dalam memasyarakatkan olahraga saya yakin generasi muda kita akan lebih banyak lagi yang akan terpuruk akan godaan Narkoba. Justru dengan kita mengajak masyarakat berolahraga, maka energi positif dapat disalurkana secara positif.
Karena itu, melalui PAN saya akan mengusulkan agar dibentuk Menteri Olahraga yang khusus menangani pemberdayaan olahraga massal. Pentingnya Menteri Olahraga karena belajar dari negara lain, dunia olahraga dapat menjadi alat promosi (Public Relations) yang efektif.
Saya melihat dengan adanya Menteri Olahraga keterpurukan prestasi, terjadinya stagnasi dalam pembinaan dan pemasalan, maupun menipisnya sarana olahraga di berbagai daerah bisa dicari solusinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar