Rabu, 07 November 2007

Komitmen Memberdayakan Generasi Muda

KITA PERLU MENTERI OLAHRAGA !

Oleh M. Jusuf Rizal

MEMBERDAYAKAN Generasi Muda tidaklah mudah. Sebab tantangan pemberdayaan generasi muda sangat banyak dan kompleks. Lebih-lebih ditengah arus globalisasi yang membuat gaya hidup generasi muda ikut hanyut menjadi kaum hedonis (penghamba kesenangan). Tidak heran begitu mudah Narkoba menjangkiti generasi muda. Saat ini sedikitnya 2 juta generasi muda bangsa Indonesia terkena Narkoba yang diperkirakan akan terus bertambah setiap tahun, jika tidak segera diantisipasi.

Keprihatinan akan masa depan generasi muda itu pula yang membuat saya mengambil serangkaian aktifitas yang bertujuan memberdayakan generasi muda, mulai dari aktifitas sosial hingga olahraga.

Menurut saya, generasi muda merupakan tulang punggung dan penerus republik ini. Kita perlu menjaga dan mengarahkan mereka sehingga pada waktunya mereka bisa menjadi generasi yang cerdas, tangkas, gigih, sehat serta berahlak mulia, guna membawa bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan maju serta mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lainnya.

Dari sekitar 210 juta penduduk Indonesia, 110 juta jiwa adalah Generasi Muda. Itulah pentingnya kesamaan visi dari seluruh komponen bangsa, betapa strategisnya pembinaan generasi muda saat ini.

Melalui Yayasan Nur Farida dimana di Yayasan tersebut saya duduk sebagai Sekjen dan Ibu Nunun D. Daradjatun sebagai Ketua Umum, kami aktif melakukan aktifitas sosial kepada anak-anak yang kurang mampu, baik berupa beasiswa, bantuan buku pelajaran, hingga pemberian sembako serta pengobatan gratis ke kantorng-kantong rakyat miskin, seperti di Sampang, Madura, Kali Adem, Marunda, Rawa Buaya, Cipinang, Krawang, Plabuhan Ratu, dll.

Bersama Ibu Nunun, di Yayasan Nurt Farida saya juga mengajak serta sejumlah selebritis seperti Reny Jayusman, Yenny Farida, Dede Yusuf, Endang S. Taurina, Dorce Gamalama, dll. Kami minta dukungan mereka dan kehadiran mereka di rakyat kecil sangat memperoleh antusias.

Sebelumnya, saat aktif di Yayasan Bung Karno (YBK) bersama Mas Guruh Sukarnoputra saya melibatkan organisasi Indonesia Junior Chamber (IJC), dimana di sana saya juga duduk sebagai Executive Vice Presiden NOM tahun 2004. Dengan organisasi yang memiliki jaringan di 45 negara ini, sejumlah aktivitas pemberdayaan generasi muda kami buat, seperti program Peduli Anak Indonesia (Indonesian Kids Care) serta membuat sekolah anak bangsa secara gratis kepada anak-anak yang tidak mampu, serta pemberian beasiswa.

Sebagai Ketua Umum Generasi Kesatuan Penerus Perjuangan Republik Indonesia (Garuda KPP RI) dan anggota Tim Pokja Anti Narkoba di Diknas, kami berpengalaman melakukan Safari Anti Narkoba ke kantong-kantong yang rawan penyalahgunaan Narkoba oleh anak muda, seperti di Cempaka Putih bekerjasama dengan Geram maupun ke daerah lain. Dan pada waktu bulan ramadah kita buat Safari Ramadhan Anti Narkoba, di mesjid-mesjid .

Kini, saya melihat, olahraga merupakan media efektif dalam memberdayakan generasi muda serta mencegah penyalahgunaan Narkoba di kalangan generasi muda. Narkoba adalah musuh yang harus dibrangus. Sebab akibat Narkoba mampu merusak sendi-sendi negara dengan meracuni generasi muda yang akhirnya bisa menghancurkan masa depan bangsa ini. Bayangkan saja kalau generasi muda kita loyo, tidak bisa berpikir kritis, mau jadi apa bangsa kita nanti?

Olahraga adalah salahsatu sarana untuk membangun nation character building dan mampu menjadi mediator dalam rangka memberdayakan generasi muda. Sebab output olahraga tidak hanya prestasi di olahraga sendiri, tapi dengan masyarakat berolahraga, maka akan diperoleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat, dimana di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula. Karena itulah, meski pembinaan olahraga anak-anak tidak begitu populer sejak tahun 1992, saya konsisten dengan pilihan itu.

Melalui bendera Yayasan Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Anak Indonesia (Yayasan Porgaki), saya aktif berkiprah di dunia olahraga. Tahun 1992 saya membuat Festival Olahraga dan Permainan Anak (FOA) bekerjasama dengan Kantor Menpora, serta menggelar berbagai aktivitas anak-anak lain sepeda, catur, voli, basket, tennis meja, hingga menggelar Turnamen Sepakbola anak-anak usia dini mulai usia 11 tahun hingga 17 tahun. Dari sana hadirlah Ligana Radar Tangerang, Ligana Milo, Liga Campina, Piala Extra Joss serta Liga Shampo Lifebuoy yang menjadi ajang pemantauan prestasi anak-anak.

Yayasan Porgaki bekerjasama dengan Diknas, juga tahun 2004 akan menggelar Turnamen Sepakbola antar SD di 30 propinsi serta Gala Siswa untuk SLTA. Kami juga akan mengirimkan Tim Indonesia U-11 ke Kanga Cup di Australia yang akan digelar 24 Juli 2004

Dengan pengalaman menjabat Direktur Promosi PSSI periode 2003-2007 bersama Mensos RI, H. Bachtiar Chamsyah, SE menggagas Program Sejuta Bola – pembagian bola ke kantong-kantorng generasi muda, baik di Sekolah, Klub maupun Karang Taruna, dll.

Dengan perjalanan panjang saya di bidang organisasi, kini saya memilih masuk Partai Politik yaitu Partai Amanat Nasional (PAN). Sekarang saya menjadi calon legislatif melalui Malang (Jawa Timur V). Pilihan itu jatuh ke PAN setelah ia mempelajari bahwa bangsa ini memang membutuhkan pemimpin yang bersih dan jujur. Seorang pemimpin yang kuat akan hantaman ombak dan godaan serta memiliki visi yang jelas serta diterima rakyat. Menurut saya, PAN salah satu partai yang refresentatif.

Saya berharap melalui eksistensi PAN, mimpi saya memasyarakatkan olahraga bisa menjadi benteng dalam membentuk Nation Character Building dapat tercapai. Saya masih melihat bahwa kita masih membutuhkan institusi resmi dalam mendorong minat masyarakat berolahraga yang sifatnya massal. Karena tanpa ada political will pemerintah dalam memasyarakatkan olahraga saya yakin generasi muda kita akan lebih banyak lagi yang akan terpuruk akan godaan Narkoba. Justru dengan kita mengajak masyarakat berolahraga, maka energi positif dapat disalurkana secara positif.

Karena itu, melalui PAN saya akan mengusulkan agar dibentuk Menteri Olahraga yang khusus menangani pemberdayaan olahraga massal. Pentingnya Menteri Olahraga karena belajar dari negara lain, dunia olahraga dapat menjadi alat promosi (Public Relations) yang efektif.

Saya melihat dengan adanya Menteri Olahraga keterpurukan prestasi, terjadinya stagnasi dalam pembinaan dan pemasalan, maupun menipisnya sarana olahraga di berbagai daerah bisa dicari solusinya.

Tidak ada komentar: